DAKWAH
DI TENGAH DERASNYA ARUS INFORMASI,
PERAN
DILEMATIS DAKWAH, DAN DAKWAH DI DUNIA CYBER
A. Latar Belakang
Komunikasi
dan Dakwah merupasakan elemen yang tidak dapat di pisahkan, walau mempunyai
pengertian, objek, dan konsep yang berbeda. Dimana Komunikasi menitik beratkan
kepada analisisnya pada fenomena “menyampaikan” pesan agar dengan pesan itu
dapat terjadi perubahan , sedangakan Da’wah lebih menitik beratkan kepada
fenomena “memanggil” atau “mengajak” untuk melakukan suatu perubahan.
Pada
era modern saat ini, dimana kemajuan ilmu pengetahuan dibidang teknologi
komunikasi informasi di era new media ini banyak masyarakat telah terpengaruh oleh kecanggihan
teknologi. Yang mana dengan teknologi
tersebut memiliki dampak yang positif dan negative. Semua tergantung dengan
manusianya, dimana apa bila di pergunakan secara positif dapat membantu
mempermudah manusia dalam melakukan
seluruh aktivitas dan kegiatan,dan apa bila di pergunakan secara tidak baik
atau negative maka akan berdampak buruk atau merusak sisi kemanusian dan nilai
moral.
Pada
saat ini teknologi informasi yang ada banyak di pergunakan dengan tepat oleh
masyarakat. Banyak sisi positif dari teknologi yang ada belum di ketahui
sepenuhnya oleh masyarakat, sehingga teknologi yang ada tidak tepat sasaran
dalam pemanfaatannya. Oleh karena itu banyak masyarakat yang hanya mengetahui
sisi buruk dari sebuah teknologi tersebut. Baik
yang berkaitan dengan fornografi, penggunaan game yang berlebihan
ataupun kejahatan-kejahatan lainnya sehingga sangat merisaukan bahkan
menakutkan terutama dikalangan orangtua, tokoh agama, para da’i, atau siapapun
yang peduli terhadap krisis nilai-nilai moral atau akhlak bangsa yang semakin
memprihatinkan.
Di
Indonesia dampak media mulai mengkhawatirkan, dimana munculnya kecenderungan
kalangan muda mengadopsi budaya asing yang dipandang kurang bersahabat, bahkan
merusak kebudayaan local.
Oleh
karena itu perlunya tokoh tokoh agama, merumuskan pendekatan baru dalam
membangun agenda agenda dakwah yang lebih relevan dengan kebutuhan anak anak
muda, terutama berkaitan dengan ikhtiar antisipatif atas berbagai munculnya
dampak negative dari teknologi media.
Dimana
metode metode tersebut dapat dengan mudah diserap dan di pahami oleh kalangan
muda Indonesia. Sehingga dakwah tersebut tepat sasaran dan menarik bagi mereka.
Dimana dengan bantuan teknologi media informasi informasi yang di butuhkan
kalangan muda dapat dengan mudah di akses, dimanapun dan kapanpun. Maka dari
itu ini lah tantangan terbesar bagi pendakwah pendakwah zaman sekarang
bagaimana pentingnya mengkoloborasikan antara pesan, informasi, dan ajakan
dakwah dengan teknologi penyampaiannya yang lebih menarik dan lebih
mengedukasi.
B. Pengertian Dakwah
Dakwah berasal dari bahasa arab دعا– يدعوا – دعوة (da’a - yad’u - da'watan),yang artinya ajakan,
panggilan, serbuan. Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan
memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan
garis aqidah,
syari'at dan akhlak Islam.
Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u
yang berarti panggilan, seruan atau ajakan. Kata da’a dalam
al-Quran, terulang sebanyak 5 kali, sedangkan kata yad’u terulang
sebanyak 8 kali dan kata dakwah terulang sebanyak 4 kali.
Kata da’a pertama kali dipakai
dalam al-Quran dengan arti mengadu (meminta pertolongan kepada Allah) yang
pelakunya adalah Nabi Nuh as.
Kemudian kata yad’u, pertama kali
dipakai dalam al-Quran dengan arti mengajak ke neraka yang pelakunya adalah
syaitan. Lalu kata itu berarti mengajak ke surga yang pelakunya adalah Allah,
Sedangkan kata dakwah atau da’watan sendiri,
pertama kali digunakan dalam al-Quran dengan arti seruan yang dilakukan oleh
para Rasul Allah itu tidak berkenan kepada obyeknya. Namun kemudian kata itu
berarti panggilan yang juga disertai bentuk fi’il (da’akum)
dan kali ini panggilan akan terwujud karena Tuhan yang memanggil. Lalu kata itu
berarti permohonan yang digunakan dalam bentuk doa kepada Tuhan dan Dia
menjanjikan akan mengabulkannya.
Pengertian Dakwah Secara Terminologis
Definisi
dakwah dari literatur yang ditulis oleh pakar-pakar dakwah adalah:
- Dakwah adalah perintah mengadakan seruan kepada sesama manusia untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran ALLAH SWT yang benar dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat yang baik (Aboebakar Atjeh. 1971:6)
- Dakwah adalah menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk, serta menyuruh kepada kebaikan dan melarang pada kemunkaran agar mendapat kebahagian dunia dan akhirat. (Syekh Muhammad Al-Khadir Husaini)
- Dakwah adalah menyampaikan dan mengajarkan agama islam kepada seluruh umat manusia dan mempraktekkannya dalam kehidupan nyata, (M. Abdul Fath Al-Bayanuni)
- Dakwah adalah suatu aktifitas yang mendorong manusia agar memeluk agama islam melaui cara yang bijaksana. dengan materi ajaran Islam, agar mereka mendapatkan kesejahteraan di dunia dan di akhirat. (A. Masykur Amin)
Dari
definisi para ahli tersebut bisa kita simpulkan bahwa dakwah adalah kegiatan
atau usaha memanggil orang muslim maupun non muslim. dengan cara yang
bijaksana, ,melalui penyampaian ajaran islam, untuk dipraktekkan dalam
kehidupan nyata agar bisa hidup damai di dunia dan bahagia di akhirat.
C. Metode Dakwah
Rasulullah SAW
mengajarkan beberapa metode dalam melaksanakan dakwah, yaitu menggunakan Hikmah
dan pelajaran yang baik. Hikmah adalah perkataan yang
tepat, ttgas, dan benar, yang dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil.
Aspek tepat dalam hal ini berkaitan dengan penggunaan kabar gembira (basyiron)
dan kubar peringatan (nadziroh). Yang dimaksud dengan pelajaran yang baik dalam dakwah adalah berdakwah dengan seluruh
kepribaian.
Ada
beberapa metode dakwah yang dipakai secara umum oleh para da’I, diantaranya :
- Metode Ceramah (Rhetorika Dakwah)
Ceramah adalah suatu
tehnik atau metode dakwah yang banyak diwarnai oleh ciri karakteristik bicara
oleh seseorang da’I atau mubaligh pada suatu aktivitas dakwah, ceramah dapat
pula bersifat propaganda, kampanye, berpidato, khutbah, sambutan, mengajar dan
sebagainya.
- Metode tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah
penyampaian materi dakwah dengan cara mendorong sasarannya (obyek dakwah) untuk
menyatakan sesuatu masalah yang dirasa belum dimengerti dan mubaligh atau da’I
sebagai penjawabnya. Metode ini dimaksudkan untuk melayani masyarakat sesuai
kebutuhannya. Sebab dengan bertanya berarti orang ingin mengerti dan dapat
mengamalkannya.
- Debat (Mujadalah)
Mujadalah selain sebagai
dasanama (sinonim) dari istilah dakwah, dapat juga sebagai salah satu metode
dakwah. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat An Nahl ayat 125.
berdasarkan firman Allah, berdebat patut dijadikan sebagai metode dakwah. Namun
perlu diketahui bahwa debat yang dimaksud di sini adalah debat yang baik, adu
argument dan tidaka tegang sampai pada pertengkaran.
Debat sebagai metode
dakwah pada dasarnya mencari kemenangan, dalam arti menunjukkan kebenaran dan
kehebatan Islam. Dengan kata lain debat adalah mempertahankan pendapat dan
ideologinya agar pendapat dan idiologinya itu diakui kebenarannya dan
kehebatannya oleh musuh (orang lain). Berdebat efektif dilakukan sebagai metode
dakwah hanya pada orang-orang (objek dakwah) yang membantah akan kebenaran
Islam.
- Percakapan Antar Pribadi
Percakapan pribadi atau
individual conference adalah percakapan bebas antara seseorang da’I atau
mubaligh dengan individu-individu sebagai sasaran dakwahnya. Percakapan pribadi
bertujuan untuk menggunakan kesempatan yang baik di dalam percakapan atau
mengobrol untuk aktivitas dakwah.
- Metode Demonstrasi
Berdakwah dengan cara
memperlihatkan suatu contoh baik berupa benda, peristiwa, perbuatannya dan
sebagainya dapat dinamakan bahwa seorang da’I yang bersangkutan menggunakan
metode demonstrasi. Artinya suatu metode dakwah di mana seorang da’I
memperlihatkan sesuatu atau mementaskan sesuatu terhadap sasarannya dalam
rangka mencapai tujuan dakwah yang ia inginkan.
- Sifat-sifat yang harus di miliki oleh Seorang Da’I antara lain :
- Iman dan taqwa kepada Allah
Syarat kepribadian
sorang da’I yang terpenting adalah iman dan taqwa kepada Allah. Oleh karena itu
didalam membawa misi dakwah diharuskan terlebih dahulu diri-sendiri dapat
memerangi hawa nafsunya, sehingga diri pribadi ini lebih taat kepada allah dan
Rasulnya dibandingkan dengan sasaran dakwahnya.
- Tulus ikhlas dan tidak mementingkan kepentingan diri pribadi
Niat yang lurus tanpa
pamrih duniawiyah belaka, salah satu syarat mutlak ang harus dimiliki seorang
da’I. Sebab dakwah adalah pekerjaan yang bersifat ubudiyah atau terkenal dengan
hablullah,yakni amal perbuatan yang berhubungan dengan Allah. Sifat ini sangat
menentukan keberhasilan dakwah, misalnya ada dalam hati ketika memberikan
ceramah dengan adanya ketidak ikhlasan dalam memberikan ceramah
- Ramah dan penuh pengertian
Propaganda yang dapat
diterima orang lain, apabila yang mempropagandakan berlaku ramah, sopan dan
rigan tangan untuk melayani sasarannya, karena keramahan, kesopanan dan
keringan-tanganannya insya-Allah akan berhasil dakwahnya.
- Tawadlu’ (rendah diri)
Rendah diri hati bukan
semata-mata merasa dirinya terhina dibandingkan dengan derajat dan martabat
orang lain, akan tetapi seorang da’I yang sopan, tidak sombong dan tidak suka
menghina dan mencela orang lain.
- Sederhana dan jujur
Sederhana bukanlah
berarti didalam kehidupan sehari-hari selalu ekonomis dalam memenuhi
kebutuhannya, akan tetapi sederhana disini tidak bermegah-megahan, angkuh dan
sebagainya, sedangkan kejujuran adalah orang yang percaya akan ajakannya dan
dapat mengikuti ajakan dirinya.
- Tidak memiliki sifat egoism
Ego adalah watak yang
menonjolkan akunya, angkuh dalam pergaulan merasa dirinya terhormat, lebih
pandai, dan sebagainya. Sifat inilah yang harus dijauhi betul-betul oleh
seorang da’I .
- Sifat semangat
Semangat berjuang harus
dimiliki oleh da’I, sebab dengan sifat ini orang akan trerhindar dari rasa
putus asa, kecewa, dan sebagainya.
- Sabar dan tawakal
Dalam melaksanakan
dakwah mengalami beberapa hambatan dan cobaan hendaklah sabar dan tawakan
kepada Allah.
- Objek Dakwah
Objek dukwah adalah seluruh umat
manusia.
Manusia
sebagai objek dakwah dapat digolongkan menurut Manusia sebagai objek dakwah
dapat digolongkan menurut klasnya masing-masing serta menurut lapangan
kehidupannya. Akan tetapi menurut pendekatan psikologis, manusia hanya bisa
didekati dari tiga sisi, yaitu sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan
makhluk ber-Ketuhanan Manusia sebagai makhluk individu memiliki tiga macam
kebutuhan hidup yang hams dipenuhi secara seimbang, yaitu:
- Kebutuhan kebendaan (material). Pemenuhan aspek ini akan memberikan kesenangan bagi hidup manusia.
- Kebutuhan kejiwaan (spiritual). Pemenuhan aspek ini akan memberikan ketenangan, ketenteraman dan kedamaian dalam batinnya, dan
- Kebutuhan kemasyarakatan (sosial). Pemenuhan aspek ini akan membawa kepuasan bagi hidup manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia hams hidup bersama kelompolcnya, bersatu dan bergaul dengan yang lain.
- Peran Dilematis Dakwah
Di
era modern saat ini dimana teknologi informasi yang sangat canggih menuntut
seorang pendakwah untuk lebih mengoptimalkan peran dakwahnya. Dimana sekurang
kurangnya ada tiga agenda permasalahan yang penting, yaitu :
Pertama, berkaitan dengan pola pola pengembangan dakwah
yang selama ini dilakukan oleh juru dakwah, baik secara individual maupun
kelembagaan.
Kedua, berkenaan dengan muatan pesan yang disampaikan
pada setiap kesempatan dakwah dilakukan.
Ketiga, berkenaan dengan
pentingnya merumuskan ulang suatu pendekatan alternative dalam memperkenalkan
islam secara komprehensif persuasive ditengan perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi.
Perlunya
merumuskan agenda baru dakwah islam ini terutama ikhtiar antisipatif atas
berbagai kekhawatiran dampak negative dari perkembangan media interaktif yang
semakin jauh memasuki sisi kehidupan masyarakat, dan pola pikiran masyarakat.
Dimana
sekarang ini banyak masyarakat telah kehilangan akan interaksi secara langsung
dengan masyarakat sekitar, lebih mementingkan atau mengutamakan komunikasi
secara nonverbal. Menggunakan berbagai macam teknologi komunikasi, seperti
menggunakan social media yang saat ini banyak dan menjamur.
Dilain
pihak, dengan adanya perkembangan teknologi tersebut membuat tantangan baru
dalam berdakwah, dimana dakwah akan semakin bervariasi, unik dan atraktif
sehingga pikiran masyarakat yang mengartikan berdakwah itu harus bertemu secara
langsung dengan beramai ramai, dan memerlukan waktu khusus akan berubah. Dimana
berdakwah pada zaman era teknologi modern ini berdakwah sangat menyenagkan, dan
tidak menganggu waktu kita, dimana dan kapanpun kita dapat mendengar dan
mengikuti dakwah itu.
Sehingga
peran dakwah sebagai penjamin tetap hidupnya nilai orisinil agama tetap
bertahan dan dapat berkembang dengan pesat dan baik.
- Dakwah Di Dunia Maya ( Cyber Dakwah)
Secara
sosiologis, penerapan teknologi komunikasi dan informasi dalam kehidupan telah
mengubah ragam Interaksi masyarakat. Masyarakat dakwah kini bukan saja mereka
yang berada di depan mata, melainkan juga mereka yang secara bersama sama yang
ada di ruang abstrak yang di sebut di dunia maya.
Dimana
media telah menggiring individu memasuki ruang yang memungkinkan kita saling
berinteraksi, seperti Internet. Yang kita kenal sebagai cyberspace.
Sepertinya
hal di dunia nyata, di dunia maya kita dapat berinteraksi, berkomunikasi,
berdiskusi, membaca buku, bermain, belajar, mencari informasi dan lain lain,
baik secara individu maupun kelompok.
Dunia
maya atau cyber world, memungkinkan kita untuk mendapatkan apapun keinginan
kita secara mudah, cepat dan tepat. Sehingga ini menimbulkan beberapa dampak,
baik positive maupun negative. Dimana kita di tuntut dengan jeli, sebaik
baiknya untuk memilih informasi apapun secara benar dan baik, yang tidak
merugikan bagi kita. Dimana dunia cyber kita tidak hanya di lihatkan atau
dibawa ke pengaruh yang positif tetapi juga negative.
Islam
adalah agama yang universal. Agama yang berisikan ajaran mengenai pola
kehidupan manusia baik dalam tataran fungsi duniawi maupun ukhrawi. Dalam,
persfektif Islam, tidak ada dikhotomi antara fungsi kehidupan dunia dan
akhirat. Keduanya memiliki dimensi ritual yang sama. Namun dalam perkembangan
selanjutnya, agama Islam diletakkan secara parsial yang terbagi menjadi
kegiatan ritual dan non ritual. Ibadah yang memiliki hubungan ukhrawi dimaksud
sebagai kegiatan ritual dan memilki dimensi transandental. Bahkan biasanya
kesholehan diukur dari banyaknya ritual yang dilakukan.
Pergeseran
pemahaman ini akan berdampak buruk pada masyarakat. Jika masyarakat adalah
kumpulan orang banyak yang berbudaya, maka pergeseran pemahaman ini akan
memarjinalkan budaya dalam tubuh masyarakat dari dimensi Islam. Islam hanya
akan ada di masjid-masjid, majelis-majelis keilmuan atau hanya ada dalam
forum-forum resmi saja. Padahal secara normatif, Islam adalah aturan kehidupan
yang menyeluruh. Islam bisa ada di pasar, terminal atau di tempat lainnya.
Seolah-olah masyarakat merasa tabu jika kegiatan sosial dikaitkan dengan
dimensi keislaman. Sesuai dengan sabda Rasulullah saw, bahwa Islam datang dalam
keadaan asing dan akan kembali menjadi asing.
Di era teknologi informasi saat ini, peranan new media
dan sosial media dalam dakwah
sangat penting. Dakwah tidak hanya
dilakukan di masjid, tetapi juga dilakukan di Internet. Pasalnya, kebutuhan
masyarakat akan informasi sudah menjadi
kebutuhan pokok. Masyarakat sudah disibukkan dengan aktivitas
kesehariannya, mereka tidak sempat menonton televisi dan membaca koran untuk
mendapatkan informasi. Bahkan kebuthan masyarakat akan informasi di internet
dari bangun tidur hingga tidur lagi. Namun mereka mempunyai alternatif untuk
mendapatkan informasi yaitu menggunakan internet. Dengan kemudahan itu, maka saat ini informasi bisa
didapatkan tanpa harus terikat ruang dan waktu. Hal ini adalah kesempatan emas bagi
da’i untuk memanfaatkannya sebagai media dakwah. Selain berdakwah lewat dunia
nyata, da’i juga diperlukan dakwah lewat dunia maya sebagai pendukung dakwah di
dunia nyata. Karena mengingat berdakwah lewat dunia nyata sangat terikat dari
ruang dan waktu.
Diantara contoh berdakwah dengan media sosial adalah
sebagai berikut. Pertama,
facebook merupakan salah satu jejaring sosial yang ada di internet. Facebook
mempunyai jutaan pengguna dengan bermacam-macam latar belakang pendidikan, profesi, pekerjaan, kasta dan lain-lain.
Dari pengusaha papan bawah dan atas, birokrat sampai kalangan-kalangan paling
elitpun bisa ditemukan disini. Dari kalangan anak-anak hingga orang tua, dari kalangan
terpelajar hingga awam. Dari artis, selebritis hingga ustadz akan ditemukan
disini. Berdakwah menggunakan facebook mempunyai ragam bentuk manfaat.
Walaupun oleh sebagian orang, facebook dianggap lebih banyak mudlaratnya bahkan
mereka mengatakan bahwa facebook
adalah sumber dari kesesatan di dunia maya, internet. Tetapi kita
sebagai umat Islam, harus memanfaatkannya untuk kepentingan dakwah. Misalnya
saling bertukar pesan-pesan dakwah yang ringan dan mudah dipahami dan mudah
dilaksanakan, saling mengingatkan kepada amalan-amalan kebaikan, mengundang
untuk mengikuti acara-acara keagamaan yang terdekat. Jadi pada dasarnya
kemajuan teknologi seperti facebook misalnya bersifat netral, maka
penggunanyalah yang sangat menentukan ke arah mana ia digunakan, baik atau
buruk sepenuhnya tergantung di tangan penggunanya.
Pertimbangan
utama untuk menjadikan facebook sebagai media dakwah tentu saja berkaitan erat
dengan posisi facebook itu sendiri sebagai jaringan sosial yang terkemuka dan
paling diminati di seluruh dunia.
Dakwah menggunakan facebook
sudah banyak dilakukan oleh para da’i. Diantaranya oleh Prof. Dr. H. Moh. Ali Aziz,
M.Ag dalam situs facebook “Moh Ali Aziz”. Pesan-pesan dakwah yang disampaikan beliau beragama,
mulai dari motivasi untuk melaksanakan sholat yang berkualitas, motivasi untuk
menjalani hidup dan kehidupan, bersikap tawadlu, menghargai orang lain,
bersyukur, dan pesan-pesan dakwah yang
lain.
Berdakwah di bidang Twitter juga tidak ketinggalan. Seperti hanya Ustadz Felix Siauw. Da’i kelahiran Palembang ini dikenal sebagai aktivis dakwah di media sosial, karena dakwahnya
di Twitter begitu populer, padat, mantap dan berpengaruh
dan menyentuh hati follower-nya.
Tercatat hingga semalam (tanggal 17 Februari 2013 pukul 20.23 wib), jumlah
follower-nya mencapai 214.229 orang. Angka tersebut mengalami peningkatan 19
orang hanya dalam waktu kurang dari 30 menit. Karena jumlah follower-nya pada
pukul 19.54 wib baru mencapai 214.210 orang.
Menggunakan
fasilitas blog (website pribadi) dan website. Blog pada awalnya adalah media
sosial yang digunakan hanya untuk menulis catatan harian pribadi yang ada di
internet. Bahkan tak jarang para blogger menjadikannya hanya sekedar “diary
internet”. Beberapa tahun kemudian dari perkembangannya itu, blog digunakan
untuk kepentingan pribadi baik ekonomi, sosial, politik, budaya maupun yang
lainnya.
Blog adalah website yang mengandung isi dalam urutan waktu
terbalik dan terdiri atas posting-posting. Dimana posting terbaru akan
ditampilkan terlebih dahulu, kemudian posting yang lebih lama. Dengan kata lain
tulisan-tulisan yang diposting akan dimunculkan berdasarkan tanggal, artinya
tanggal tulisan terbaru akan ditampilkan paling atas atau depan. Sedangkan tulisan yang lama berada
dipaling bawah.
Selain media sosial sebagai media
dakwah seperti yang telah penulis jelaskan serta contohnya di atas. Di bawah
ini akan penulis jelaskan tentang new media dengan produknya sebagai
media dakwah di era digitalisasi. Pertama, new media dengan audio digital-nya
yang diputar dengan MP3 (MP3, MPEG, Audio Layer 3), AAC (Advanced Audio Coding) WMA (Windows Media
Audio), Real Audio dan lain-lain-nya menjadi media dakwah
yang baik. Audio digital itu yang berisi musik-musik Islami/religi. Dengan media tersebut,
kita dapat mendengarkan musik-musik Islami tersebut. Secara tidak
langsung kita akan mendapatkan nilai-nilai keislaman. Contoh MP3 kitab Hilyah
Tholibil Ilmi - Contoh-contoh Adab Terhadap Guru (Contoh MP3 kajian keislaman),
MP3 Qori’ Ust. H. Muammar ZA (Contoh MP3 morattal al-Qur’an), MP3 Maher Zain -
Baraka Allahu Lakuma (Contoh MP3 musik Islami) dan lain-lain.
Dengan aplikasi
ponsel celluler juga dapat digunakan untuk kepentingan dakwah. Hal ini nampak dari begitu banyaknya
pemakai celluler, mulai dari pengusaha kelas atas hingga pengusaha kelas bawah,
bahkan tidak sedikit para remaja pengangguran, pelajar yang belum memiliki
panghasilanpun banyak yang menggunakan celluler. Melihat begitu semaraknya celluler, maka alangkah besar manfaatnya
jika celluler digunakan sebagai media dakwah, yaitu dengan cara
memanfaatkannya sebagai media untuk mengirin pesan-pesan normatif yang
mengandung tsaqafah Islamiyah .
Dengan elektronik mail
(E–mail)-nya
dapat mempermudah dan mempercepat mengakses informasi
dimana saja dan kapan
saja berada. Dengan adanya komunikasi dalam
penyampaian informasi tidak lagi dibatasi jarak maupun waktu. Dengan adanya e–mail
orang bisa menyampaikan pesan secara langsung walaupun dengan jarak yang jauh. Hal ini sangatlah efektif dan efisien dalam pengembangan dakwah Islamiyah.
Dengan aplikasinya yang maju dan serba digital, dapat dimanfaatkan juga
menjadi dakwah lewat jual beli dengan prinsip-prinsip ekonomi syari’ah. Sebab
pemberdayaan ekonomi umat mengandung tiga misi. Pertama ialah misi
pembangunan ekonomi dan bisnis yang berpedoman pada ukuran-ukuran ekonomi dan
bisnis yang lazim dan bersifat universal, Kedua ialah pelaksanaan etika dan
ketentuan hukum syariah yang harus menjadi ciri kegiatan ekonomi umat Islam,
dan ketiga ialah membangun kekuatan ekonomi umat Islam, sehingga menjadi
sumber dana pendukung dakwah Islam yang dapat ditarik melalui zakat,
infak, sedekah, wakaf dan lain-lain. Seperti yang telah dilakukan oleh Ustadz
Yusuf Mansur dengan situs websitenya wisatahati.net,
serta situs www.syariahbisnis.com dan lain-lain.
dengan software aplikasinya dapat
memberikan kemudahan dalam melakukan kegiatan dakwah. Hal lain yang bisa kita
manfatkan adalah dalam hal efisiensi. Jika secara fisik kitab-kitab hadits yang
jumlahnya puluhan bahkan ratusan itu, dengan kemajuan Teknologi Informasi cukup
disimpan dalam sebuah komputer/flashdisk yang mudah dibawa dan dibaca dimanapun.
Dengan melakukan digitasi teks telah banyak tersedia buku-buku elektronik
(e-books) yang dapat kita nikmati baik buku-buku tafsir, tarikh, kitab-kitab
hadits, kitab-kitab fiqih dan lain-lain. Aplikasi tersebut antara
lain Al
Quran digital : memudahkan pencarian ayat dan topik-topik dalam Al-Qur’an, Maktabah
syamilah dan lain-lain.
- Debat di dunia maya
Dalam dunia maya, acapkali kita melihat diskusi
atau debat yang terjadi dalam membahas suatu masalah. Memang betul, debat
(jidal) adalah suatu cara untuk berdakwah dan itu diperbolehkan Allah swt,
sebagaimana yang disampaikan-Nya dalam al-Qur’an
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik (QS
an-Nahl [16]: 125)
قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتي تُجادِلُكَ في زَوْجِها وَ تَشْتَكي إِلَى اللَّهِ وَ اللَّهُ يَسْمَعُ تَحاوُرَكُما إِنَّ اللَّهَ سَميعٌ بَصيرٌ
Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan
wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan
(halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat (QS al-Mujaadilah [58]: 1)
Selain memperbolehkan wasilah debat atau diskusi
ini, Allah dan rasul-Nya pun telah menentukan aturan-aturan dalam melakukan
debat ini. Secara garis besar anjuran debat dalam Islam ini adalah:
- Debat dilakukan dalam tataran ide yang sedang diperdebatkan Debat dilakukan dengan menyerang dan menjatuhkan argumentasi-argumentasi yang batil, lalu memberikan argumentasi-argumentasi yang jitu dan benar, berdasarkan kajian hingga sampai pada suatu kebenaran. Karena itu, seperti telah disebut, debat mengandung dua sifat, yaitu merobohkan dan membangun; menjatuhkan dan menegakkan argumentasi-argumentasi. Di antara teladan cara debat yang diajarkan al-Quran adalah:
أَلَمْ تَرَ إِلَى
الَّذِي حَاجَّ
إِبْرَاهِيمَ فِي
رَبِّهِ أَنْ
آتَاهُ
اللَّهُ الْمُلْكَ إِذْ
قَالَ
إِبْرَاهِيمُ رَبِّيَ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ قَالَ
أَنَا
أُحْيِي وَأُمِيتُ ۖ قَالَ إِبْرَاهِيمُ فَإِنَّ اللَّهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ مِنَ
الْمَشْرِقِ فَأْتِ
بِهَا
مِنَ
الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِي كَفَرَ
ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Apakah kamu tidak memperhatikan orang
yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan
kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: “Tuhanku
ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” orang itu berkata: “Saya dapat
menghidupkan dan mematikan”. Ibrahim berkata: “Sesungguhnya Allah menerbitkan
matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat,” lalu heran terdiamlah
orang kafir itu;
(QS al-Baqarah [2]: 258)
(QS al-Baqarah [2]: 258)
- Debat dilakukan dengan cara yang baik (ahsan) sebagaimana yang diperintahkan Allah Maksudnya dilakukan dengan menggunakan patokan yang sama, yaitu al-Qur’an dan al-Hadits. Bukan berpatokan pada “pokok”nya, atau “kata”nya, ataupun dengan akal pikiran. Kalaupun menggunakan akal, maka haruslah dengan menggunakan pemikiran yang rasional, bukan persangkaan ataupun filsafat.
Barangsiapa yang beriman pada Allah dan
hari akhir maka hendaklah berkata baik atau lebih baik diam (HR. Bukhari
Muslim)
Amma ba’du: sesungguhnya perkataan yang
paling benar adalah kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk, adalah petunjuk
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah)
اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ
Allah telah menurunkan perkataan yang
paling baik (yaitu) Al Qur’an (QS az-Zumar [39]: 23)
- Menghindari berkata yang buruk, keji, mencaci atau memaki individu Ketika berdebat, kita benar-benar harus mengingat bahwa yang kita debat adalah ide yang disampaikan, bukan individu yang menyampaikan, sehingga kita tidak boleh menyerang secara individual dan menggunakan kata- kata yang tidak mencerminkan keimanan kepada Allah.
Bukanlah seorang mukmin jika suka
mencela, melaknat dan berkata-kata keji (HR. Tirmidzi)
- Tidak mencari-cari perdebatan atau senang dengan perdebatan Al-Qur’an telah menjadikan debat sebagai salah satu cara dalam menyampaikan kebenaran Islam, tapi bukan berarti al-Qur’an memerintahkan kita untuk senang dalam berdebat atau mencari-cari perdebatan. Seorang mukmin seharusnya memahami bahwa perdebatan adalah salah satu bagian dari dakwah dan jalan terakhir dalam dakwah, bukan malah mengawali dakwah dengan perdebatan.
وَأَطِيعُواْ اللّهَ وَرَسُولَهُ وَلاَ تَنَازَعُواْ فَتَفْشَلُواْ وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُواْ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya
dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan
hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar (QS al-Anfaal [8]: 46)
- Perhatikan siapa yang menjadi partner debat/diskusi Pertama-tama kali yang harus diperhatikan adalah siapa partner debat atau diskusi kita, karena partner debat/ diskusi seharusnya seseorang yang memang menginginkan dan mencari kebenaran, bukan hanya menyenangi debat atau menjadikan debat untuk memperolok-olok agama Islam.
وَقَالُوا أَآلِهَتُنَا خَيْرٌ أَمْ هُوَ مَا ضَرَبُوهُ لَكَ إِلا جَدَلا بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُونَ
“Tidak
ada satu kaum yang tersesat setelah mendapat petunjuk, melainkan karena mereka
suka berdebat” Kemudian Rasulullah saw membaca ayat: “Mereka tidak memberikan
perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya
mereka adalah kaum yang suka bertengkar. [QS Az-Zukhruf [43]: 58]” (HR.
Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)
- Perhatikan apa yang akan diperdebatkan/didiskusikan Seorang mukmin tidak akan menceburkan dirinya dalam perkara-perkara yang seharusnya tidak didiskusikan, dalam perkara yang tidak bermanfaat, dan juga dalam perkara-perkara yang tidak akan meningkatkan keimanan ketika mendebat/mendiskusikannya.
Dalam berdiskusi, kita hanya boleh
membahas hal-hal yang telah Allah perbolehkan untuk mendiskusikannya, dan
menjauhi perkara yang telah dilarang atau dimakruhkan untuk mendiskusikannya.
Termasuk perkara ini adalah mendebat Allah dan ayat-ayat-Nya.
وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيبُ بِهَا مَنْ يَشَاءُ وَهُمْ يُجَادِلُونَ فِي اللَّهِ وَهُوَ شَدِيدُ الْمِحَالِ
dan mereka berbantah-bantahan tentang
Allah, dan Dia-lah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya.(QS ar-Ra’du [13]: 13)
- Tinggalkan
perdebatan di forum-forum umum yang tidak terbatas Seperti yang telah
disampaikan di atas, tujuan perdebatan adalah menegakkan yang benar dan
menjatuhkan yang
salah, atau sederhananya merubah dari yang buruk menjadi yang baik. Apabila perdebatan ini dilakukan di forum-forum umum ataupun wasilah umum yang dapat terlihat oleh publik, maka sesungguhnhya perdebatan semacam ini akan lebih banyak mudharatnya bagi yang lain, dan pasti akan menjadi perdebatan yang tidak berujung.
Melihat
fenomena, inti dari masalah yang ada adalah krisis tuntunan dan bimbingan
secara aktual pada khalayak masyarakat. Masyarakat secara tidak langsung
diberikan tuntunan yang memarjinalkan peran Islam. Tuntunan yang membawa kepada
suatu budaya baru dan melemahkan budaya Islam. Hal yang paling ketara adalah
media yang memberikan tuntunan buruk pada masyarakat. Media-media yang ada
sangat tidak mendidik. Alih-alih media yang ada membawa masyarakat pada jurang
krisis multi dimensional. Bahkan bisa meluas hingga pembentukan karakter yang
jauh dari dimensi religi. Karena menurut hemat penulis budaya adalah karakter
masyarakat yang telah terbangun dan menjadi kebiasaan.
Jika
masalahnya adalah budaya atau karakter bangsa, maka kita harus mengganti
karakter menjadi lebih baik. Maksudnya, kita harus bisa menghancurkan karakter
non-Islam dan membangun karekater berdimensi islami. Salah satu usahanya adalah
melalui pengembangan dakwah dan tarbiyah. Memang dakwah dan
tarbiyah bukanlah segalanya, tetapi segalanya bisa bermula dari dakwah dan
tarbiyah ini. Seperti yang pernah disampaikan oleh KH. Mustofa Bisri saat
dialog publik di Mesir tahun 2004 lalu, bahwa yang dibutuhkan bangsa ini adalah
reformasi mental seluruh rakyatnya.
Dan
yang tidak kalah penting dari dakwah cyber ini adalah untuk menghadapi
serangan media Barat terhadap Islam. Di Barat, khususnya di AS dan
negara-negara Eropa, berbagai media massa dimanfaatkan untuk menghantam ajaran
Islam. Hingga kini, beberapa film bioskop dan televisi yang menghina Islam,
telah ditayangkan.
Terimakasih. Wassalam.
- Daftar Pustaka
1.
Saiful
Muhtadi, Asep. 2012. Komunikasi Dakwah Teori, Pendekatan, Dan Aplikasi.
Bandung:Simbiosa Rekatama Media.
2.
Dermawan, Andy. Metodologi Ilmu
Dakwah. LESFI. Ypgyakarta. 2002
3.
Kusnawan, Aep. Komunikasi
Penyiaran Islam. Benag Merah Press. Bandung. 2004
4.
Syukir, Asmuni. Dasar-dasar
Strategi Dakwah Islam. Al-Ikhlas. Surabaya. 1983
5.
Tasmara, Toto. Komunikasi Dakwah.
Gaya Media Pratama.Jakarta.1997